Hujan: Berkah yang Bisa Menjadi Musibah

Hujan: Berkah yang Bisa Menjadi Musibah

Oleh: Dr. AI Hamzani, Dosen Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal

Saat ini adalah puncak musim hujan, di mana hujan turun hampir setiap hari. Patut disyukuri karena dengan turunnya hujan ini, bisa memberikan kesejukan, kedamaian dan ketenangan. Namun tidak sedikit pula barangkali justru merasa tergangnggu dengan turunnya hujan karena aktivitas terhambat, rencana-renana harus dibatalkan, kepergian tertunda, dan lain sebagainya.

Perlu diingat, bagaimana susahnya hidup dalam kondisi kekeringan. Tanah berdebu, tanaman menjadi kering, sumber-sumber air susut, dan cuaca pun terasa panas menyengat. Namun kini, semuanya telah berubah, tanah menjadi becek, pemandangan hijau nan indah di mana-mana, genangan air dengan mudah ditemui, dan suhu udara pun terasa sejuk atau dingin. Semua itu terjadi karena hujan.

Sekiranya perlu direnungkan fungsi hujan secara utuh, sehingga dapat disikapi dengan baik, agar membawa berkah. Tidak sebaliknya, malah menjadi musibah. Beberapa hari ini di berbagai penjuru negeri sering dilanda bencana yang salah satu penyebabnya adalah air hujan.Hujan yang sedianya adalah wujud dari rahmat Tuhan, yang membaawa kebekahan namun bisa saja berubah menjadi bencana. Dengan demikian, hujan bagaikan pisau bermata dua, bisa menguntungkan dan bisa mencelakakan, atau bisa menjadi berkah dan bisa menjadi musibah.

Memahami fungsi hujan yang bagaikan pisau bermata dua, juga perlu merenungkan fenomena yang sekarang terjadi khususnya di negeri ini. Sudah sepantasnya perlu introspeksi. Betapa negeri kita yang diimpikan gemah ripah loh jinawi seakan hanya angan-angan. Pada saat musim kemarau, sawah-sawah puso, banyak dari saudara kita yang kekeringan sehingga kesulitan mendapatkan air. Namun di musim hujan kondisi juga sama buruknya, karena bisa mendatangkan kebanjiran dan tanah longsor.

Mungkin ini sebagai bukti nyata bahwa air hujan yang sedianya membawa keberkahan, sebaliknya membawa bencana. Musibah banjir kembali melanda dan menjadi berita yang viral di media sosial. Musibah banjir telah menelan korban banyak korban khususnya harta benda.Tentu semua ini terjadi karena ulah manusia sendiri dalam mengelola dan menjaga keseimbangan alam. Karena itu, mensikapi musibah banjir ini perlu pemahaman yang relevan.

Pertama, perlu pengetahuan geologi. Akibat manusia tidak menjaga keseimbangan alam semesta itu, maka banjir menjadi tidak terhindarkan. Secara geologis, banjir terjadi karena bumi tidak lagi mampu menampung air dari curah hujan yang sangat tinggi. Penyebab utamanya adalah karena semakin menipisnya daerah-daerah serapan air hujan, beralih fungsinya lahan-lahan persawahan, perkebunan, perbukitan, menjadi pemukinan dan sebagainya. Akibatnya, tidak ada lagi yang bisa menghisap air ketika musim hujan, dan akan menjadi sangat panas di musim kemarau kerena semakin sedikitnya pepohonan.

Kedua, perlu pola hidup yang memperhatikan aspek-aspek kebersihan lingkungan. Menurut Hadis Nabi, kebersihan merupakan sebagian dari sikap keberimanan kepada Tuhan. Faktanya, masyarakat banyak yang tidak menempatkan kebersihan sebagai pola hidup yang utama. Masyarakat sudah terbiasa membuang sampah di sembarang tempat. Implikasinya bukan saja menjadikan saluran air mampet sehingga menyebabkan banjir, tapi juga dapat mendatangkan berbagai penyakit.

Ketiga, perlu kesadaran teologis umat manusia untuk menjaga keseimbangan eko sistem. Manusia lalai sehingga tidak menyadari bahwa menjaga keseimbangan alam sangat penting bagi eksistensi masa depan kehidupan di dunia. Allah Swt. berfirman dalam surat al-Baqarahayat 30: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”Sebagai khalifah di muka bumi, manusia diberi tugas untuk mengurusi, memakmurkan, dan melestarikan bumi beserta isinya agar tetap serasi, harmonis di tengah kehidupan.

Hal ini relevan dengan fungsi manusia sebagai rahmat bagi alam semesta. Khalifah juga bermakna menggantikan, artinya hidup “manusia” di dunia ini bergantian, saling menggantikan dari generasi ke generasi berikutnya.

Oleh: Dr. AI Hamzani, Dosen Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal

Hujan: Berkah yang Bisa Menjadi Musibah | Baladena.ID

baladena.idHujan: Berkah yang Bisa Menjadi Musibah | Baladena.ID

One thought on “Hujan: Berkah yang Bisa Menjadi Musibah”

  1. Apakah Politik Uang Merupakan Awal Dari Tidak Berjalannya Good Government Aparat Pemerintahan Dalam Menjalankan Amanah Rakyatnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *