GAGASAN
Memaknai Spirit di Hari Idul Fitri
Oleh : Dr. Moh Taufik , Dosen Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal.
Puasa Ramadhan 1444 H akan meninggalkan kita semua . Bulan yang penuh Rahmat , ampunan dan dihindarkan manusia dari siksa neraka menjadi sebuah bulan yang penuh dengan makna kesucian dan keberkahan bagi hamba Alloh SWT yang menjalankan ibadah Ramadhan dengan khusyuk dan istiqomah. Rasanya untuk berpisah akan dilalui dengan penuh keharuan dan kesedihan. Namun tidak bisa dipungkiri juga, banyak yang sukacita menyambut selesainya puasa Ramadhan, karena puasa Ramadhan dianggap sebagai sesuatu yang biasa, tidak membawa makna apapun selain sekedar puasa itu sendiri.Tinggal kita introspeksi diri , pada posisi mana kita berada akan hakikat dan makna puasa.
Selesai puasa Ramadhan, seluruh umat muslim sedunia akan menjalankan dan masuk dalam 1 Syawal yang berarti masuk Idul Fitri. Pada hari itulah yang disebut sebagai hari kemenangan. Kata ‘fitri’ memiliki dua makna, yaitu suci dan berbuka. Suci berarti bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan. Sedangkan fitri yang berarti berbuka berdasarkan pada hadits Rasulullah SAW: ”Dari Anas bin Malik: Tak sekali pun Nabi Muhammad SAW. Pergi (untuk shalat) pada hari raya Idul Fitri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya.”. Penjelasan makna Idul Fitri di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Idul Fitri berarti kembalinya seseorang kepada keadaan suci atau keterbebasan dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan sehingga berada dalam kesucian atau fitrah.
Gelisah Sosial Bangsa
Kehidupan bangsa Indonesia saat ini , bisa dikatakan tidak sedang dalam kondisi baik. Persoalan kebangsaan masih menyertai sampai hari ini. Korupsi masih menjadi sebuah prosesi yang berjalan hampir pada semua sendi hidup, baik di pemerintahan maupun korporasi swasta. Masih teringat dalam ingatan kita, bulan puasa yang berlangsung tahun ini, diiringi dengan banyaknya pejabat public yang tertangkap tangan oleh KPK. Dimulai dari Bupati di Kepulauan Meranti, Muhamad Adil . Seorang Bupati yang pernah berkoar akan banyak korupsi di tingkat pusat, ternyata beliau juga malah tertangkap KPK. Kemudian OTT terkait suap pembangunan dan pemeliharaan jalur kereta api di Dirjen Perkereta apian kemenhub, yang menyebabkan terhambatnya pembangunan jalur kereta di daerah Jawa Tengah , Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.Sampai pada tertangkapnya walikota Bandung, Yana Mulyana terkait pengadaan CCTV dan smart city di Kota Bandung.
Gelaran korupsi di Indonesia bukan satu satunya aib bangsa. Sebelumnya dengan munculnya kasus pegawai pajak Rafael Alun Triambodo, yang memiliki rekening cukup fantastik , hampir rp. 55 Milyard, ditambah kekayaan dalam deposit safe box senilai rp.50 Milyar. Hal ini menjadi tamparan yang keras bagi kementrian keuangan, yang sedang gencar gencar nya mengkampanyekan budaya tertib bayar pajak pada masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan hasil pajak sebagai kontribusi pembangunan, ternyata pada pegawainya sendiri, telah melakukan Tindakan memperkaya sendiri dan mencederai semangat di lingkungan pajak. Sehingga masyarakat mulai banyak mempertanyakan , kalua selama ini uang pajak banyak disewengkan oleh para pegawainya. Ditambah lagi dengan adanya temuan dari PPATK yang melihat adanya transaksi mega trilyun di kementrian keuangan senilai hampir 300 Trilyun. Setara dengan APBD Kab Tegal untuk pembangunan selama 300 tahun,.
Fenomena sosial yang sangat menghawatirkan lainnya adalah banyak nya pejabat publik yang melakukan flexing. Pamer kemewahan. Media sosial sebagai ajang untuk mempertontonkan segala kemewahan yang dimilik kepada masyarakat umum. Dari penampakan sedang piknik diluar negeri, menjinjing tas mewah, sampai pada pamer kemewahan di pesawat maupun kapal pesiar. Seolah tidak peduli pada masyarakat umum, bahwa kehidupan paska Covid, banyak yang terkena dampak luar biasa. PHK terjadi dimana dimana, bisnis yang banyak gulung tikar, sector ekonomi dalam kondisi yang tidak baik baik saja, dengan dilihat menurunnya daya beli masyarakat dan kredit macet pada sector kredit usaha di perbankan.Pejabat publik, banyak yang lupa, bahwa, mereka semua digaji oleh rakyat, dari uang pajak yang dibayarkan kepada negara.
Makna Hari Kemenangan
Gelisah sosial yang dialami bangsa Indonesia yang terjadi saat ini , menjadi sebuah refleksi untuk semua komponen bangsa. Momentum Lebaran , dengan mengembalikan fitrah manusia menjadi manusia yang suci akan mengembalikan ke titik nol. Bagi para pegawai , dosen, guru dan semua profesi yang ada , hendaknya untuk mengembalikan kesadaran untuk tidak melakukan hal hal yang bersifat koruptif . Menanamkan nilai nilai anti korupsi pada keluarga sendiri, tetangga , kantor tempat bekerja, dari hal yang didapatkan selama puasa. Puasa adalah ibadah menahan segala nafsu. Jika sebulan bisa menahan, tentu diharapkan akan menjadi bekal untuk bulan berikutnya menjadi lebih baik lagi.
Puasa telah melatih jiwa empati pada orang lain. Menghargai dan merasakan betapa beratnya beban orang yang tidak bisa makan yang enak dan cukup karena belum beruntungnya rezeki, tentu memberikan pelajaran yang berharga akan perjuagan seseorang dalam mendapatkan rezeki.Pada Idul fitri , sempurnanya puasa dilengkapi dengan mewajibkan untuk membayar zakat fitrah. Pada moment ini , untuk memberi kesempatan kepada hamba yang belum beruntung secara ekonomi, agar bisa merasakan masakan lebaran. Maka rasanya para pegawai dan orang yang beruntung secara ekonomi tidak sepatutnya bergaya hidup mewah apalagi memamerkan di media sosial.
Semoga makna kemangan di hari idul fitri ini menjadi penanda awal, untuk mewjudkan bangsa yang beradab, maju dan berdikari, melalui terbentuknya karakter karakter masyarakat yang bersih, jujur dan suci hatinya, sehingga kemenangan bisa diraskan secara Bersama sama, Aamiin.
*Dikutip dari berbagai sumber.
Oleh : Dr. Moh. Taufik, Dosen Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal.