Prospek Green Jobs ke Depan Oleh: Tiyas Vika Widyastuti , S.H., M.H, Dosen Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal, Mahasiswa Program Doktor Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung

GAGASAN

Prospek Green Jobs ke Depan

Oleh: Tiyas Vika Widyastuti , S.H., M.H, Dosen Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal, Mahasiswa Program Doktor Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung.
Penurunan mutu lingkungan, termasuk kemerosotan dan berkurangnya sumber daya alam merupakan ancaman yang paling serius terhadap perekonomian dan pembangunan yang lebih luas dan berkelanjutan. Di masa mendatang, persoalan ini menjadi lebih memburuk akibat dampak perubahan iklim, yang sudah mulai dirasakan di berbagai negara berkembang. Untuk jangka menengah dan panjang, masalah perubahan iklim ini dapat menimbulkan gangguan serius terhadap kegiatan sosial ekonomi di berbagai sektor di dunia.
Adaptasi serta upaya untuk mencegah perubahan iklim itu sendiri dengan mengurangi emisi memiliki implikasi yang sangat luas terhadap pembangunan sosial ekonomi, pola produksi dan konsumsi serta terhadap pekerjaan, pendapatan dan upaya pengurangan kemiskinan. Implikasi ini memiliki risiko sekaligus peluang besar bagi masyarakat pekerja di dunia.
Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca 26 hingga 41 persen pada tahun 2020 melalui program Business As Usual yang diluncurkan pada tahun 2005. Dengan komitmen tersebut, pembangunan akan lebih mengutamakan keberlanjutan dan memicu peralihan dalam pasar tenaga kerja di Indonesia. Pada awal Desember 2018, Indonesia juga menunjukkan dukungan terhadap Green Jobs dalam forum ASEAN Labor Ministers Meeting (ALMM) yang mengangkat tema “Promoting Green Jobs for Equity and Inclusive Growth of ASEAN Community”.
International Labour Organization (ILO), green jobs menjadi lambang dari perekonomian dan masyarakat yang lebih berkelanjutan dan mampu melestarikan lingkungan, baik untuk generasi sekarang maupun untuk generasi yang akan datang. Jenis pekerjaan ini berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan. Green Jobs dilatarbelakangi oleh kualitas lingkungan semakin menurun, termasuk berkurangnya sumber daya alam dan tentunya ini menjadi permasalahan serius bagi perekonomian di masa mendatang.
Saat ini, masyarakat sudah banyak yang sadar dan peduli dengan lingkungan. Konsumen memilih produk dengan mempertimbangkan baik atau buruknya pada lingkungan dalam menerapkan gaya sustainable living. Ada tiga komponen yang mempengaruhi pilihan konsumen: Personal Wellness (kondisi sehat keseluruhan pribadi); Personal Technology (teknologi pribadi); Institutional Trust (kepercayaan terhadap institusi).
Proyek Green Jobs di Asia mulai dilaksanakan di Indonesia sejak Agustus 2010 untuk jangka waktu dua tahun hingga Juli 2012. Proyek ini didukung oleh Pemerintah Australia melalui Kemitraan ILO-Australia. Tujuan utama proyek ini di Indonesia adalah untuk mengembangkan kapasitas konstituen ILO dan mitra nasional dalam meningkatkan koherensi kebijakan di tingkat nasional agar dapat menghasilkan lapangan pekerjaan berwawasan lingkungan serta transisi yang adil bagi para pekerja dan pengusaha menuju pembangunan yang ramah lingkungan, rendah karbon, serta ketahanan iklim di Indonesia.
Hasil sensus penduduk Indonesia pada tahun 2020 menunjukkan jika jumlah Millennials dan Gen X sangat mendominasi yang menandakan Indonesia dalam situasi bonus demografi. Itu artinya, anak muda akan sangat berperan dan berpeluang dalam mewujudkan karir cemerlang di sektor green jobs. Dikutip dari The Jakarta Post, Menteri Ketenagakerjaan pada Kabinet Kerja Hanif Dhakiri mengatakan dalam forum bahwa kampanye pekerjaan yang ramah lingkungan akan sesuai dengan revolusi industri 4.0, di mana pekerjaan tidak hanya berdampak pada kesejahteraan, tetapi juga memastikan pelestarian lingkungan di masa mendatang. Dengan peluang yang sangat besar pada sektor green jobs, sektor ini tentu saja dapat menjadi alternatif pekerjaan bagi para milenial di tengah sulitnya mencari pekerjaan.
Beberapa bidang pekerjaan yang berpotensi menjawab masalah perubahan iklim dan lingkungan adalah pemulihan stok dan konstruksi hijau, pengolahan limbah dan daur ulang, transportasi umum, pemulihan konstruksi hijau, pertanian dan produksi pangan yang berkelanjutan, kehutanan yang berkelanjutan (bersertifikasi) meserta ncegah deforestasi, pengelolaan manufaktur dan rantai pasokan, suplai dan efisiensi energi serta pelestarian biodiversitas dan ekosistem. Untuk para milenial yang tinggal; di perkotaan namun ingin turut melestarikan lingkungan juga dapat menjajal urban farming sebagai langkah awal memulai green jobs. Green jobs sudah ada di kawasan Asia Pasifik contohnya para penanam bakau dalam program adaptasi iklum di Vietnam, teknisi sistem energi matahari di China, spesialis eksplorasi panas bumi (Indonesia), Petani organik (Filipina), Pendaur ulang limbah dengan kondisi kerja yang layak di koperasi yang terorganisir dengan baik (Indonesia).
*Dikutip dari berbagai sumber.
Oleh: Tiyas Vika Widyastuti, S.H., M.H, Dosen Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal, Mahasiswa Program Doktor Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *